Didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan
fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan.

Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas
pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan
Negara.Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa
dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa
saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara
global.
Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai
Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat
berguna bagi masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi
pada generasi muda antara lain kasus narkoba, kejahatan, pergaulan bebas dan
lain sebagainya. Peranan pemuda dan mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan
untuk regenerasi dalam mewujudkan dan melanjutkan cita-cita bangsa ini yang
telah diperjuangkan oleh para pahlawan terdahulu.
Peranan pemuda dan
mahasiwa terlihat sudah mulai terarah ke gerakan pemuda dan mahasiswa pada
zaman reformasi.Bisa kita lihat pada peristiwa Kenaikan BBM kemarin.Unjuk rasa
pemuda dan mahasiswa terlihat anarkis.
Jika Kenaikan Harga BBM benar-benar terjadi, bisa saja
unjuk rasa pemuda dan mahasiswa menjadi unjuk rasa besar-besaran, seperti
Tragedi Trisakti pada zaman reformasi.
Dilihat dari segi positifnya,
peranan pemuda terhadap kemajuan bangsa sudah membaik, misalnya dengan
memenangkan kompetisi antar negara.Dengan pemuda menjadi pemenang atau hanya
berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemauan bangsa.
Dalam sejarah pergerakan
dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu mempunyai peran yang sangat
strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi.Ketika memperebutkan
kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu, ketika menjatuhkan rezim
Soekarno (orde lama), hingga kembali menjatuhkan rezim Soeharto (orde baru),
pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa
tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di
setiap waktunya.
Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa.
Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang
murni dan energi besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar
30-40 % pemuda dari total jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35
tahun dan akan lebih besar lagi jika kisaran menjadi 15-45 tahun.
Walupun banyak tantangan
yang harus ditempuh oleh para pemuda tetapi mereka tetap berusaha keras supaya
bangsa indonesia bebas dari penjajahan dan rakyat indonesia tidak lagi
menderita seperti waktu adanya penjajahan oleh bangsa lain. Setelah di
proklamasikan kemerdekaan indonesia , para pemuda mulai melakukan pemberontakan
di berbagai wilayah dan mengusir para penjajah dan merebut wilayah-wilayah dari
tangan para penjajah, akhirnya bangsa indonesia bersih dari jajahan bangsa
lain.
Namun karena zaman sudah
berbeda peranan seorang pemuda dan mahasiswa saat ini yaitu adalah dengan
memperteguh penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Karena
saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan
nilai-nilai pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa
Indonesia, seolah –olah sudah tidak lagi mewarisi semangat nasionalisme
yang dimiliki pemuda pada zaman dulu.
Hal ini disebabkan arus teknologi yang semakin canggih, sehingga membuat
para pemuda saat ini terlena lupa akan tugas sebagai pemegang estafet
pembangunan masa depan. Dan ada banyak yang menjadi pemicu lunturnya semangat
kebangsaan yang merupakan warisan para pendahulu salah satunya adalah kejenuhan
para pemuda dalam memandang wacana kebangsaan yang di kumandangkan elite
politik di indonesia. Sebab lainnya adalah tidak adanya kepercayaan dari
golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan transfer ilmu, pengalaman
dan kewenangan.
Selain itu
peniruan gaya hidup kebarat-baratan merupaka salah satu dampak yang kini
menyerang banyak dari saudara-saudara kita yang mabuk-mabukan, terlibat di
dunia malam bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti inilah yang dapat merusak
generasi muda.Selain itu kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan
waku dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa
sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disukai oleh mahasiswa.
Bila generasi muda menjadi rusak, bisa-bisa negara kita
di jajah lagi oleh bangsa lain. Sekarang saja sudah terlihat dengan banyaknya
kekeyaan bangsa indonesia yang digerogotin oleh bangsa lain di tambah hutang
indonesia kepada bangsa lain semakin banyak saja.Kondisi pemuda Indonesia saat
ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan
tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik,
pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat
sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme
(berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial
masyarakat saat ini, dalam urusan akademik pun banyak mahasiswa tidak
menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh
besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.
Adapun masalah lain yang
turut menjadi pemicu terancamnya posisi pemuda adalah lemahnya pengawasan orang
tua, keluarga, serta orang terdekat termasuk pula lemahnya pemahaman pemuda
terhadap agama, melanggar tatanan hukum yang berlaku, dan lain sebagainya
mengakibatkan pemuda banyak terjerumus dalam pusaran pergaulan yang
mengantarkan pemuda pada titik kehancuran. Fakta yang ada sekarang menjadi
bukti hal tersebut, misalnya dari beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa
seks bebas, penyalahgunaan narkoba, justru lebih banyak dilakukan oleh
pemuda.Hal ini menjadi tugas bersama berbagai elemen guna menyelamatkan pemuda,
sekaligus menyelamatkan bangsa dari krisis kepemudaan yang berprestasi.
Seperangkat aturan saja tidaklah cukup untuk melindungi
pemuda dari berbagai kemungkinan terburuk, tanpa didukung oleh peran
pemerintah, masyarakat, swasta, dan lain sebagainya dalam implementasi
seperangkat regulasi. Untuk itu harus dicari solusi agar proses pengembangan
potensi pemuda bukan hanya terbentuk dalam rencana semata, melainkan direalisai
melalui mekanisme yang sudah diatur sedemikian rupa. Salah satunya adalah
organisai yang memang merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki pemuda, sebab organisasi merupakan sarana paling efektif untuk
menginisiasi dan melakukan perubahan tersebut.
Jelas dibutuhkan upaya
untuk mengoptimalkan peran pemuda dalam pembangunan negara ini.Berkenaan dengan
hal tersebut, penulis menawarkan solusi yakni sebuah trilogi Cetar.Adapun Cetar
sendiri merupakan akronim dari tiga unsur yang saling bertautan, yakni “cetak,
tampung, dan sebar”.
Secara terperinci,
trilogi tersebut dijabarkan sebagai berikut.Pertama, cetak pemuda
berkualitas.Pendidikan dalam hal ini menjadi kunci untuk mencetak pemuda yang
berkualitas. Semakin tinggi
jenjang pendidikan yang dienyam, maka kualitas pemuda Indonesia akan semakin
tinggi. Sebagai gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS) pada
tahun 2012 Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang pendidikan tinggi di Indonesia
baru mencapai 18,53 persen. Artinya, aksesibilitas pemuda Indonesia dalam
mengenyam pendidikan tinggi masih terbilang rendah.
Pendidikan pulalah yang menjadi podasi awal pemuda untuk
membentuk karakter nasionalisme. Bila seorang pemuda memiliki karakter
nasinalisme yang kuat, tentu ia akan memperjuangkan segenap keahliannya untuk
membangun negeri ini. Selain itu, sejatinya melalui pendidikan kita dapat
mencetak pemuda yang bukan sekadar bekerja, melainkan dapat menciptakan
lapangan kerja sendiri sesuai dengan spesifikasi ilmu. Jika hal ini terwujud,
maka pemuda Indonesia akan berdaulat dalam hal lapangan pekerjaan.
Kedua, tampung pemuda
yang berpotensi.Sekalipun IPM Indonesia rendah, tidak sedikit pemuda Indonesia
yang berpotensi dari berbagai aspek.Dalam hal sains dan teknologi misalnya,
terdapat sejumlah riset pemuda Indonesia yang diakui oleh dunia.
Tentulah pemuda yang
berpotensi tersebut harus ditampung dalam suatu wadah agar fokus mengembangkan
potensinya.Taruhlah bila seseorang pemuda yang berpotensi dalam hal
pertambangan, maka berikan ia wadah untuk berinovasi dalam pemanfaatan SDA
Indonesia. Atau seorang pemuda
yang berpotensi dalam ilmu pendidikan harus diberikan wadah agar ia mampu menyelesaikan
persoalan buta huruf di Indonesia. Jangan sampai potensi pemuda tersebut justru
diabaikan atau bahkan diwadahi oleh negara lain.
Ketiga, sebar pemuda ke
daerah terbelakang.Setelah para pemuda dicetak dan diwadahi, maka langkah
selanjutnya adalah disebar ke berbagai daerah terbelakang untuk dapat
mengaplikasikan potensi serta keilmuan yang dimilikinya pada masyarakat
Indonesia.Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan dalam perkembangan
pembangunan nasional.
Bagaimanapun pemuda merupakan sektor potensial yang mampu
mengubah kondisi negara ini.Trilogi Cetar merupakan salah satu solusi untuk
mengoptimalkan pemuda dalam pembangunan nasional. Sejatinya bila seluruh pemuda
Indonesia berkualitas, bukan tidak mungkin kita akan menjadi tuan rumah di
negeri sendiri, praktiknya akan dikenal, cetar membahana hingga ke kancah
global.
Walaupun masih ada
beberapa pemuda yang tidak memiliki rasa tersebut dan cenderung tidak lebih
mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang saatnya pemuda dan mahasiswa harus
memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Indonesia, yang dapat di eksplore
ke Negara-negara lain. Bukan
hanya dalam bentuk demo yang berujung anarkis dan perusakan infastruktur atau
hal-hal yang merusak citra bangsa Indonesia.
Namun dibuktikan dengan
hal-hal yang positif dan nyata bahwa negara Indonesia adalah negara cinta
damai, terpelajar, dan Negara maju.Karena mahasiswa selalu menjadi bagian dari
perjalanan sebuah bangsa, baik sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai
pengambil keputusan.Mahasiswa itu mempunyai pemikiran yang kritis terhadap
masalah yang ada disekitar, mengangkat realita sosial yang terjadi di
masyarakat, dan bisa juga memperjuangkan aspirasi masyarakat.
No comments:
Post a Comment