
Semua aksi kekerasan yang
atas nama agama sangat tidak dibenarkan, baik menurut hukum agama dan
negara. Gerakan ini bisa dicegah dengan mengoptialkan peran tokoh agama
untuk mendakwahkan nilai-nilai luhur agama Islam.
ISIS
kegiatannya dapat dikategorikan sebagai terorisme dimana terdapat suatu
ancaman, kekerasan dan mengambil hak asasi manusia. Untuk itu kita
harus bekerjasama menentang dan melawan untuk meminimalisir dampak dari
ISIS. Di Indonesia terdeteksi ada beberapa orang yang aktif
mengkampayekan ISIS dan mengajak serta merekrut generasi muda Indonesia
untuk bergabung. ISIS harus diwaspadai karena tidak memiliki kekuasaan
atas wilayah negara dan tidak ada pilar-pilar negara dan masih
menggunakan kekerasan. Sementara Indonesia adalah sebuah negara yang
memiliki Islam terbesar di dunia, tetapi bukan merupakan negara Islam.
Indonesia memiliki sejarah adanaya perjuangan kelompok tertentu yang
ingin mendirikan negara Islam seperti DI/TII, sehingga dengan latar
belakang sejarah ditambah adanya berbagai aliran keras tidak menutup
kemungkinan ISIS dan aliran keras lainnya akan memanfaatkan situasi
seperti ini.
Antisipasi Melalui Pendidikan
Perlu
diadakan pembinaan yang baik melalui pendidikan untuk mengantisipasi
masuknya pahan radikalisme. Banyak penduduk Indonesia yang berusia muda
dan bila tidak dilakukkan pembinaan yang positf bisa membahayakan.
Faktor yang bisa menimbulkan radikalisme yaitu emosi keagamaan atau
solidaritas keagamaan dan berbahaya bila melekat pada orang yang
pengetahuan agamanya minim. Radikalisme bisa melibatkan semua agama,
namun selama ini yang dikenal sebagai radikal adalah umat Islam.
Waspadai setiap ada ajaran dan ajakan yang mencurigakan seperti umbroh
gratis, berjihad, janji-janji kehidupaan yang lebih baik, ajakan yang
mengharuskan menggunakan cadar. Cara merekrut anggota mendekati kelompok
atau organisasi yang se-aliran dan ekonomi pas-pasan, mencari orang
dikampung yang militan dan mengisahkan perjuangan dan mengiming imingi
jihad. Untuk itu, mengharapkan adanya kebersamaan semua elemen
masyarakat khususnya para tokoh agama untuk bersatu menolak kehadiran
ISIS di Indonesia. Apabila melihat mendengar dan mendapatkan informasi
terkait dengan kelompok ISIS dan simpatisannya, maka segera laporkan ke
aparat keamanan.
Sikap NU dan Muhammadiyah
ISIS
bagi Pemuda Muhammadiyah adalah ancaman yang terstruktur dan massif.
Dalam hal ini juga PW Pemuda Muhammadiyah NTB mendesak semua organisasi
Islam untuk mencegah ISIS karena ini adalah ancaman, untuk itu mari kita
mempertahankan diri dengan cara mencoba kembali ke suatu pemikiran
tentang Hubbul Wathon Minal Iman (mencintai Negara sebagian dari pada
iman). Pemuda-pemudi NU dan Muhammadiyah Indonesia secara tegas menolak
segala bentuk kekerasan mengatasnamakan agama seperti yang dilakukan
ISIS. Karena Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menebar kehancuran.
Organisasi NU dan Muhammadiyah di Indonesia meminta kadernya untuk
membentengi diri dan keluarga, serta mengingatkan sesama masyarakat
untuk tidak terpengaruh akan kesesatan ISIS karena tindakan kelompok
tersebut yang sangat jauh dari akidah. Selain itu, seluruh kader NU dan
Muhammadiyah agar menyatukan langkah melawan paham menyimpang tersebut,
hal tersebut sangat perlu dilakukan menyikapi fenomena ISIS yang sudah
beredar di beberapa wilayah di Indonesia.
Peranan Pemerintah
Apabila
ada organisasi mengganggu ketertiban umum, memecah belah umat dan NKRI,
bertentangan dengan ideologi Pancasila, maka Pemerintah harus campur
tangan. Pemerintah untuk tidak sekadar berwacana dalam menangkal
perkembangan ISIS di Indonesia, namun harus berupa tindakan reaktif
cepat dan tepat sasaran. Pemerintah agar menegakan undang-undang
terorisme secara maksimal sehingga terorisme tidak berkembang di
Indonesia. Ada 3 komponen yang berperan penting terhadap situasi suatu
negara, yaitu agama, ekonomi dan politik.
ISIS kegiatannya dapat dikategorikan sebagai terorisme dimana terdapat
suatu ancaman, kekerasan dan mengambil hak asasi manusia. Untuk itu,
bangsa Indonesia harus bekerjasama menentang dan melawan untuk
meminimalisir dampak dari ISIS serta mendorong pemerintah untuk mencoba
mengurai potret kemunculan ISIS dengan mencoba membatasi potensi-potensi
perkembangan ISIS dari luar, yakni dengan cara membentengi rumah tangga
dari paham-paham yang tidak dibenarkan oleh agama. Salah satunya
bentengi rumah tangga dengan pemahaman sesuai ajaran Islam melalui
pengajian, melalui pendekatan anak dengan orangtua, dan melalui
diskusi-diskusi.
No comments:
Post a Comment